Penyebab Kecelakaan Bus Maut di Subang Diduga Rem Blong

Foto ilustrasi

Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub menghimbau seluruh PO dan sopir bus untuk memeriksa secara berkala kondisi armada. Aznal juga meminta pihak terkait melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin uji berkala kendaraan.

 

MAJALAHCEO.co.id, Jakarta –  Kecelakaan bus pariwisata di Subang, Jawa Barat, menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat.

Kementerian Perhubungan menduga, kecelakaan bus di kawasan pariwisata, Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu [11/5] diduga karena rem blong.

Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal menyoroti kronologi kejadian kecelakaan bus yang menewaskan sedikitnya 11 orang. Ia menyebut, bus tiba-tiba oleng ke kanan, lalu menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan dan bahu jalan sehingga bus terguling.

“ Kecelakaan tersebut diduga karena rem blong pada bus,” kata Aznal dalam keterangan resmi, Sabtu [11/5].

Disampaikan Aznal, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian selepas kecelakaan ini. Investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut akan terus dilakukan.

Aznal menambahkan, selain dugaan rem blong, kendaraan dari perusahaan otobus [PO] Trans Putra Fajar itu tidak terdaftar di aplikasi Mitra DaratKemenhub.

“ Bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan lulus uji berkala telah kedaluwarsa sejak 6 Desember 2023,” ungkap Aznal.

Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub menghimbau seluruh PO dan sopir bus untuk memeriksa secara berkala kondisi armada. Aznal juga meminta pihak terkait melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin uji berkala kendaraan.

Sedangkan masyarakat pengguna angkutan umum bus juga diminta aktif memeriksa kelayakan kendaraan. Sebelum bekerangkatan, warga bisa mengecek pada aplikasi Mitra DaratKemenhub mengenai bus terkait.

Kecelakaan bus pariwisata yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok terjadi di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu [11/5]  sore. Dalam insiden tersebut, sedikitnya 11 orang tewas dan korban lainnya mengalami luka-luka.

Sejumlah korban luka-luka, saat ini dirawat di beberapa fasilitas kesehatan terdekat, seperti RSUD Ciereng, RS Hamori, Puskesmas Jalancagak, dan Puskesmas Palasari.

[nug/red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *