Respon Peningkatan Jumlah Pengangguran, Menaker Akan Bertemu BPS

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli [ Foto istimewa ]

MAJALAHCEO.co.id, Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli merespons peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia yang mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025, naik 83.450 orang dibandingkan Februari 2024, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Menaker menyatakan belum menemukan solusi konkret, namun akan segera bertemu dengan tim BPS untuk menganalisis data lebih lanjut.

Analisis ini akan menjadi dasar pengambilan kebijakan ke depan, dengan fokus membandingkan penambahan pengangguran dan peluang kerja.

Meski jumlah pengangguran naik, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun dari 4,82% menjadi 4,76%, menunjukkan penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi (2,52%) dibandingkan peningkatan pengangguran (1,11%).

“Kita sadar bahwa pengangguran itu ada. Nanti kita harus lihat berapa penambahan pengangguran dibandingkan dengan kesempatan kerja. Kami baru besok (hari ini) bertemu dengan BPS, jadi tim dari BPS akan ke kementerian. Nanti kita lihat bersama datanya seperti apa, analisisnya seperti apa,” ujar Yassierli di Jakarta, Senin (5/5).

Menaker juga menyebut data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dari BPS bakal dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan ke depannya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah pengangguran di Indonesia meningkat 1,11 persen secara tahunan pada Februari 2025.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, jumlah pengangguran mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025, atau meningkat 83.450 orang dibandingkan Februari 2024.

Jumlah tersebut merupakan 4,76 persen dari total jumlah angkatan kerja di pasar tenaga kerja Indonesia yang sebanyak 153,05 juta orang.

“Sebanyak 7,28 juta orang atau 4,76 persen dari total angkatan kerja pada Februari 2025 merupakan pengangguran,” ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (5/5).

Amalia menjelaskan, jumlah angkatan kerja pada Februari ini juga bertambah sebanyak 3,67 juta orang dibanding tahun lalu.

Penambahan ini berasal dari adanya lulusan baru dari sekolah atau kampus yang siap bekerja.

Bahkan, kata Amalia, ada juga berasal dari ibu rumah tangga yang ingin kembali bekerja.

Selain pengangguran, angkatan kerja itu sebagian besar atau 145,77 juta orang sudah mendapatkan pekerjaan.

Selain pengangguran, angkatan kerja itu sebagian besar atau 145,77 juta orang sudah mendapatkan pekerjaan.

Angka ini meningkat 3,59 juta orang dibandingkan tahun lalu.

Amalia pun merinci, penduduk yang bekerja itu sebanyak 96,48 juta orang merupakan pekerja penuh, 37,62 juta orang merupakan pekerja paruh waktu, dan 11,67 juta orang merupakan setengah pengangguran.

BPS juga mencatat, dalam setahun terakhir, terdapat tambahan 3,59 juta orang yang masuk ke pasar kerja.

Adapun tiga lapangan usaha dengan peningkatan jumlah tenaga kerja terbesar dalam setahun terakhir adalah perdagangan, pertanian, dan industri pengolahan.

[Sumber: pasardana]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *