MAJALAHCEO.co.id, Jakarta – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri [KADIN] Anindya Bakrie, menyampaikan optimismenya terkait prospek ekonomi Indonesia.
Menurut Anindya, bahwa ekonomi Indonesia tetap berada di jalur pertumbuhan meskipun menghadapi tantangan seperti fluktuasi global dan pelemahan daya beli masyarakat. Optimisme ini, kata Anin, biasanya didasarkan pada sejumlah faktor, seperti kinerja ekspor yang stabil, peningkatan investasi, dan ketahanan ekonomi domestik.
“Tentu biasa, ini kan baru bulan Maret menuju April. Jadi naik turun per kuartal itu biasa. Tapi kita melihat, target ekonomi bisa tercapai. Dan juga ekspor, itu setiap bulannya, menambah positifnya 2,5-3 juta dolar AS,” ujar Anin usai menghadiri acara open house Menteri Investasi dan Hilirisasi//Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, dalam perayaan Idulfitri 1446 Hijriah di Komplek Widya Candra beberapa waktu lalu.
Anindya juga menyoroti stabilitas makroekonomi dan kepercayaan investor sebagai pilar penting yang mendukung ekonomi tetap bertahan di tengah dinamika global. Meski begitu, kata Anin, tidak menutup mata terhadap tantangan seperti perlambatan konsumsi rumah tangga, yang merupakan komponen besar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dan mendorong langkah strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan.
Ia juga menekankan bahwa prospek perekonomian untuk tahun ini dan jangka panjang masih menunjukkan perkembangan yang menjanjikan.
“Juga investasi di tahun 2024, itu kalau tidak salah Rp900 triliun. Di atas Rp900 triliun tahun sebelumnya. Jadi kalau investasi dan juga pendagangan itu naik, tentu dengan sendirinya, economic growth akan mencapai target,” tambahnya.
Anin mengaku optimistis bahwa setelah Lebaran, aktivitas ekonomi akan kembali bergerak lebih aktif.
“Dan kita juga melihat bahwa ekonomi setelah Lebaran ini baru mulai akan bergeliat lagi. Jadi saya rasa sih, saya tidak khawatir bahwa semuanya masih sesuai dengan target,” jelasnya.
Sebagai informasi, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% dengan inflasi yang dijaga pada tingkat 2,5%.
[sur/red]