MAJALAHCEO.co.id, Jakarta – Usai mengakuisisi saham PT Vale Indonesia Tbk [Inco] Kementerian BUMN selaku pemegang saham holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID, terus mendorong hilirisasi nikel PT Vale di tiga lokasi pertambangan untuk mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik.
Diketahui, MIND ID berhasil mengakuisisi 14% saham INCO dengan harga Rp 3.050 per saham.
Melansir dari Investor.id, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa dalam membangun ekosistem (baterai kendaraan listrik), pemerintah tidak berbicara mengenai siapa yang menang atau pihak mana yang kalah.
“Tapi, kita harus membangun yang terbaik dan Menteri Investasi Bahlil juga akan memastikan investasi berkelanjutan untuk downstreaming (hilirisasi) dengan luasan dan total investasi,” ucap Erick selepas acara penandatanganan perjanjian transaksi definitif untuk akuisisi saham PT Vale Indonesia Tbk, Senin, di Jakarta (26/2/2024).
Erick menambahkan, MIND ID akan mengendalikan PT Vale Indonesia Tbk bersama Vale Canada Limited (VCL) karena ini bersifat kontrol bersama atau joint control over corporation sebagaimana mengacu pada salah satu poin head of agreements yang ditandatangani pada November 2023.
“Kami juga sepakat akan mempertahankan Febriany Eddy sebagai Direktur Utama Vale Indonesia dan mempertahankan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM),” ujar Erick.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menambahkan bahwa MIND ID memiliki hak untuk menunjuk tiga Komisaris, termasuk Komisaris Utama, Direktur Utama, dan Direktur SDM.
“Kami telah bersepakat VCL akan menunjuk Direktur Operasional dan direktur yang bertanggung jawab atas pengelolaan Environmental Social Governance (ESG). Ini menegaskan, kami tetap ingin agar standar ESG yang selama ini menjadi komitmen VCL dipertahankan, termasuk praktik pertambangan terbaik yang selama ini ditunjukkan Vale Indonesia,” ungkapnya.
Tiko, demikian pria ini karib disapa, menyebutkan, terdapat mandat hilirisasi yang akan dijalankan oleh MIND ID melalui Vale Indonesia di tiga lokasi pertambangan. Pertama, hilirisasi di Bahodopi, kedua Pomalaa, dan ketiga hilirisasi di Tanamalia, Sulawesi Selatan.
“Jadi, kita lagi dorong program izin usaha pertambangan khusus (IUPK) hilirisasi untuk menuju ekosistem baterai,” tandas Tiko.
[nug/red]
