MAJALAHCEO.co.id, Jakarta – Memasuki tahun politik jelang pemilihan presiden dan wakil presiden, tensi politik nasional mulai memanas.
Narasi-narasi memecah belah dengan diksi intoleran, antikeberagaman, menyerang hal-hal pribadi bahkan radikalisme kembali dimunculkan. Ruang publik kini mulai dipenuhi oleh umpatan, hujatan dan narasi adu domba.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Strategi Foundation Risdiana Wiryatni meminta semua pihak, baik politisi maupun pendukung untuk bisa menahan diri, agar tercipta situasi sosial politik yang sejuk.
Narasi-narasi yang dimunculkan di ruang publik yang tidak mendidik, menurut Risdiana, sejatinya hanyalah alat politik pihak-pihak tertentu.
“ Ini harus menjadi perhatian kita bersama sesama anak bangsa, agar menjaga situasi berbangsa dan bernegara tetap sejuk dan kondusif, tidak tercemari oleh kepentingan-kepentingan politik sesaat. Perlu kesadaran dari masyarakat, termasuk para elite politik untuk memberikan edukasi politik yang masif kepada masyarakat dan para kontestan politik, agar tidak terprovokasi oleh kepentingan-kepentingan politik yang tidak bermanfaat,” kata Risdiana, melalui keterangan di Jakarta, Kamis [25/1/2024]
Untuk itu, kata Risdiana penting juga untuk melakukan peningkatan literasi politik di kalangan masyarakat dalam menyambut pemilihan umum 2024.
“ Sangat penting untuk melakukan peningkatan literasi politik bagi masyarakat untuk mengantisipasi berbagai isu yang akan mencuat di media sosial maupun media massa. Terlebih karakteristik nilai-nilai demokrasi yang bersifat dinamis dan berubah-ubah, sesuai dengan perkembangan zaman sehingga memang perlu untuk terus menyampaikan nilai-nilai demokrasi yang bermartabat dari generasi ke generasi,” tuturnya.
“ Saya himbau semua pihak untuk bisa menahan diri. Tokoh maupun elit harus menunjukkan kematangan dalam berdemokrasi, supaya bisa menjadi panutan bagai masyarakat, khususnya generasi muda, bagaimana berpolitik yang baik, cerdas dan berbudaya,” pungkasnya.
[Jgd/red]