MAJALAHCEO.co.id, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
Pasangan Prabowo-Gibran meraih 96.214.691 suara. Sementara itu, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 40.971.906 suara, sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 27.040.878 mendapatkan suara.
Usai pengumuman KPU, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyatakan menerima keputusan KPU dan menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sikap negarawan Surya Paloh patut diapresiasi, sebagai bentuk komitmen untuk memperbaiki kehidupan demokrasi dan politik di Indonesia.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof. Dr. Muhammad Azhar,MA mengatakan, langkah politik Ketua Umum Partai NasDem tersebut patut diapresiasi sebagai bentuk sikap kenegarawanan dan pembelajaran berdemokrasi.
“ Kontestasi pilpres telah usai, saatnya kita bersama-sama menurunkan tensi politik. Jurang perbedaan yang berpotensi konflik harus kita akhiri. Jika ada pihak-pihak yang kurang puas, sengketa pilpres dibawa ke MK. Para elit yang tidak puas hendaknya bisa menahan diri dan bersikap sebagai seorang negarawan,” kata Prof. Muhammad Azhar, Jumat [22/3/2024].
Menurut Prof Muhammad Azhar, mengungkapkan, prinsip dasar yang harus tertanam dalam diri untuk menyikapi hasil Pilpres adalah siapapun yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden, Indonesia akan baik-baik saja, Indonesia tetap menjadi rumah bersama untuk seluruh warga negara.
“ Kontestasi politik dilakukan setiap lima tahun sekali, jangan sampai energi dihabiskan hanya di Pemilu kali ini saja. Bagus jika energi kita habiskan untuk hal yang positif, amat rugi jika dihabiskan untuk saling serang dan mencaci. Kasihan melihat rakyat/ ummat tidak henti-hentinya diajak untuk terus bertikai sesama anak bangsa dengan narasi saling serang dan menjatuhkan,” ujarnya.
Untuk perbaikan bangsa ini ke depan, kata Prof Muhammad Azhar, kelak dalam menjalankan roda pemerintahan, Prabowo bisa menjalankan ide-ide bagus dari paslon 01 maupun paslon 03.
“ Dalam momentum Ramadhan ini mari kita menepi sejenak. Kata Nabi saat kembali dari Medan perang lalu memasuki bulan Ramadhan, nabi Muhammad SAW berkata: Kita baru saja kembali dari jihad kecil (perang), sekarang menuju jihad yang besar (puasa Ramadhan),” kata Prof. Muhammad Azhar
“ Puasa Ramadhan dinilai oleh Nabi jihad yang lebih besar karena melawan hawa nafsu angkara murka/emosi yang tidak terkendali yang bisa berdampak destruktif bagistabilitas politik di masyarakat,” pungkasnya.
[dea/red]