MAJALAHCEO.co.id, Jakarta – Harga beras di sejumlah gerai ritel modern mengalami kenaikan signifikan, dibanderol 25 persen di atas harga eceran tertinggi [HET]. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan, pemerintah sudah berkoordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk menjaga stabilitas harga.
Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara [BUMN] Erick Thohir, alasan yang memicu kenaikan harga beras di Indonesia, salah satunya karena harga pangan dunia juga sedang meningkat.
“ Kalau harga beras melonjak, itu bukan di Indonesia, di seluruh dunia. Di seluruh dunia memang harga pangan sedang meningkat,” kata Erick Thohir, saat meninjau ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan [SPHP] di Klender, Jakarta Timur, Senin [12/2/2024].
Erick juga menyebut, faktor yang menyebabkan harga pangan naik, yakni kondisi geopolitik dunia seperti perang yang terjadi di beberapa negara.
“ Kenapa naik? Karena tentu situasi geopolitik yang terjadi ada peperangan di beberapa negara, ada juga penjajahan di saudara kita di Gaza [Palestina], memang dinamika ini terjadi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, tambah Erick, pemerintah mengantisipasi kenaikan harga beras yang terjadi di dalam negeri dengan menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan [SPHP.
“ Karena itulah pemerintah terus hadir memberikan beberapa bantuan seperti 22 juta keluarga dibantu yang namanya bantuan pangan 10 kg itu kami terus jalankan, kalau di negara lain tidak ada,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa Perum Bulog sudah menggelontorkan beras SPHP sebesar 220 ribu ton dari awal tahun 2024 dan mulai hari ini akan menggelontorkan lagi sebanyak 250 ribu ton.
“Untuk itu, makanya kami gelontorkan lagi 250 ribu ini bantuannya jenis beras SPHP supaya tadi keresahan itu tidak terjadi dan ini kami bisa pastikan stok beras cukup itu ada 1,2 juta (ton) dan nanti ada masuk lagi 500.000 (ton), jadi Insya Allah cukup,” kata Erick.
Diketahui, peningkatan penyaluran beras SPHP dilakukan dalam merespons kenaikan harga beras saat ini sehingga diharapkan akan dapat mendukung stabilitas harga beras ke depan.
Pemerintah menyalurkan program bantuan pangan beras dalam periode Januari sampai Juni 2024 sebesar 10 kg per bulan untuk setiap keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan pangan beras tersebut akan diberikan bagi 22 juta KPM.
[Antara/syam]