MAJALAHCEO.co.id, Medan — TD Pardede, orang Batak terkaya di Indonesia, terkenal sebagai pengusaha sukses kaya raya berdarah Batak. Tumpal Dorianus Pardede, yang lebih dikenal sebagai TD Pardede, adalah seorang tokoh yang lahir di Balige, Sumatra Utara.
Pria kelahiran 16 Oktober 1916 ini sudah memiliki kemauan tinggi dalam berbisnis sejak kecil. Semasa kecil, dia pernah mengumpulkan kelereng yang diperoleh dari pertandingan untuk dijual kembali di pasar.
1. Punya Perusahaan
TD Pardede pernah menjadi salah satu pengusaha terkaya di Indonesia, dengan kekayaan yang diperkirakan mencapai Rp 550 miliar pada 1980. Jika disesuaikan dengan nilai mata uang saat ini, kekayaannya diperkirakan mencapai angka triliunan rupiah.
Pada usia 30-an, TD Pardede diangkat menjadi Perwira Dagang selama masa Revolusi Kemerdekaan, di mana dia bertugas mengelola logistik untuk kebutuhan tentara. Namun, pada 1949 dia memutuskan keluar dari militer untuk memulai usaha di bidang tekstil.
2. Inspirasi dari Banyak Orang
TD Pardede terinspirasi dari banyaknya orang di sekitarnya yang mengenakan singlet sehingga memulai bisnis tekstil dengan fokus pada produksi singlet. Hanya dalam waktu empat tahun, usahanya berkembang hingga memproduksi selimut dan benang pintal hingga menarik perhatian Presiden Soekarno.
Keberhasilan bisnisnya membuat Soekarno mengangkatnya sebagai Menteri Berdikari, sejalan dengan gagasan Presiden tentang kemandirian ekonomi. Pardede juga mendirikan TD Pardede Holding Company, yang membawahi 28 badan usaha dan mempekerjakan sekitar 5.000 orang.
3. Bidang Pendidikan
Di bidang pendidikan, Pardede lulus dari Universitas Sumatra Utara (USU) dan Universitas Takushoku di Jepang, keduanya dengan jurusan Ilmu Ekonomi. Pendidikan ini menjadi dasar kesuksesannya dalam membangun bisnis yang terdiversifikasi.
Sebagai bentuk kontribusinya kepada masyarakat, Pardede mendirikan Universitas Darma Agung (UDA) dan Rumah Sakit Herna di Medan. Keduanya menjadi simbol dedikasinya terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.
4. Bentuk Klub Sepakbola
Selain itu, Pardede membentuk klub sepakbola bernama Pardedetex, yang menjadi bagian dari kontribusinya terhadap pengembangan olahraga di daerahnya. Dia juga memiliki sejumlah perusahaan besar seperti Hotel Danau Toba International dan Pabrik Tekstil TD Pardede.
Portofolio bisnisnya meluas ke sektor properti, termasuk hotel dan cottage di Medan, Parapat, dan Berastagi. Properti ini berperan penting dalam memajukan sektor pariwisata di Sumatra Utara. Di bidang agribisnis, Pardede mengelola perkebunan kelapa sawit dan karet di Rantau Prapat dan Labuhan Batu.
5. Dunia Media
Pardede juga berkiprah di dunia media dengan memiliki saham di Radio Suara Nafiri dan Surat Kabar Perjuangan di Medan. Fasilitas umum seperti Gedung Pardede Hall dan lapangan sepak bola Gelora Pardede di Binjai juga dibangun olehnya. Fasilitas tersebut memberikan manfaat besar bagi masyarakat dalam bidang hiburan dan olahraga.
TD Pardede meninggal pada 18 November 1991 dalam usia 75 tahun, seperti dikutip dari okezone.com, Minggu (29/12/2024).
(KTS/rel)