Catatan Risdiana Wiryatni *)
Sebagai hari besar umat Islam, kehadiran hari raya Idul Fitri sangat dinanti-nanti. Dalam Islam, kata Idul Fitri dan lebaran memiliki makna mendalam yang perlu diketahui umat Muslim. Idul Fitri atau lebaran merupakan momen besar yang dirayakan oleh semua umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Perayaan Idul Fitri akan berlangsung selama dua hingga tiga hari, di mana pada pagi hari di hari pertama Idul Fitri umat Islam akan melakukan sholat Ied. Di saat yang bersamaan umat Islam akan saling mengucapkan selamat Idul Fitri dengan berjabat tangan dan pelukan formal sebagai berbagi kebahagian dan saling memaafkan kesalahan yang telah lalu. Tidak berhenti di situ, di rumah-rumah juga akan disediakan hidangan-hidangan manis serta hadiah-hadiah yang kerap diberikan kepada anak-anak dan mereka yang membutuhkan.
Umat Islam pada hari Fitri akan saling bermaaf-maafan. Tradisi-tradisi ini akan bervariasi dari tiap-tiap negara. Di banyak negara dengan populasi Muslim yang besar, hari raya Idul Fitri akan menjadi hari libur nasional. Sekolah-sekolah dan perkantoran akan diliburkan sehingga pada hari raya umat Islam dapat berkumpul dengan keluarga, sanak saudara, teman-teman, dan tetangga sekitar tempat tinggal.
Idul Fitri menandakan berakhirnya waktu puasa Ramadhan dan diartikan sering diartikan juga sebagai hari kemenangan. Makna spiritual yang terdapat di dalamnya selain refleksi dan kegembiraan, Idul Fitri juga sebagai waktu untuk amal, yang dikenal sebagai Zakat al-Fitr. Idul Fitri dimaksudkan sebagai waktu sukacita dan penuh berkah bagi seluruh umat Muslim dan waktu untuk membagikan harta kekayaan seseorang kepada mereka yang tidak mampu agar turut berbahagia di hari raya.
Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa. Tujuan berpuasa yaitu menjadi manusia yang bertaqwa. Idul fitri berasal dari dua kata “id” dan “al-fitri”. Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu, yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama.
Sedangkan kata ‘fitri’ memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci berarti bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan. Sedangkan fitri yang berarti berbuka berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW: ”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.”
Dari penjelasan makna Idul Fitri di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Idul Fitri berarti kembalinya seseorang kepada keadaan suci atau keterbebasan dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan sehingga berada dalam kesucian atau fitrah.
Hari raya ini pun merupakan hari raya kemenangan dimana umat muslim merayakannya dengan kembali “buka puasa” atau makan. Itulah mengapa salah satu sunnah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri adalah makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri 1 Syawal itu waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa. Sering kali, banyak orang yang terlena dengan makna Idul Fitri. Tak sedikit orang yang membeli baju atau barang baru atau menyediakan makanan yang banyak. Memang, tak ada salahnya seperti itu. Namun, kita sebagai umat muslim tidak seharusnya berlebihan. Bagaimanapun juga, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memaknai Idul Fitri sungguh-sungguh. Bukan soal banyaknya makanan yang kita punya di hari raya ini, melainkan berapa banyak bantuan yang kita beri untuk mereka yang kekurangan.
Bukan soal barang atau baju baru dan mewah, melainkan seberapa bersihnya hati kita untuk mau memaafkan orang lain. Untuk kalian yang ingin bisa berbagi dengan orang yang tidak seberuntung kamu di hari raya, jangan lupa menyisihkannya. Karena itu, Idul Fitri juga dapat dimaknai sebagai hari kemenangan di mana umat Muslim bahagia merayakannya dengan buka puasa atau makan. Hal ini juga yang membuat Idul Fitri termasuk dalam hari-hari yang dilarang untuk berpuasa. Selain menjadikan momen Idul Fitri sebagai hari kemenangan, hendaknya seorang Muslim memanfaatkannya untuk memperbaiki dan menyucikan diri dari dosa yang telah dilakukan.
“Idul Fitri adalah waktu untuk memperbaiki, memaafkan dan merenung. Selamat merayakan hari yang Fitri. Mari jadikan momentum hari kemenangan ini untuk menjadi insan yang semakin baik dalam ketaatan.”
Semoga momentum Idul Fitri ini menjadi jalan bagi kita untuk lebih memperkokoh keimanan kita kepada Allah SWT, menghargai sesama dalam bingkai kemanusiaan.
*) CEO Kinerja Group