MAJALAHCEO.co.id, Jakarta – Lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia [PSI] yang tiba-tiba melonjak 0,12 persen atau 104 ribu suara hanya dalam waktu 30 jam, menjadi perbincangan hangat warganet.
Anggota KPU Idham Holik menegaskan, hasil Pemilihan Umum [Pemilu] 2024 yang akan disahkan oleh KPU berdasarkan rekapitulasi berjenjang, bukan berdasarkan data yang ditampilkan dalam situs real count KPU.
“Undang-Undang Pemilu menegaskan, bahwa perolehan suara peserta pemilu yang disahkan oleh KPU itu berdasarkan rekapitulasi resmi yang dilakukan, mulai dari PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU RI, dan saat ini sedang berlangsung rekapituasi berjenjang tersebut,” kata Idham Holik, di kantor KPU Jakarta, Sabtu [2/3].
Idham pun mengaku, tidak memahami apa yang dimaksud dengan lonjakan suara PSI tersebut.
Saat awak media menanyakan adanya anomali antara data dan fakta di lapangan dengan data yang tercantum dalam situs real count KPU, Idham tak menjawab dengan lugas. Idham justru balik bertanya kepada awak media dan menyebut, bahwa pihaknya masih mengakurasi data-data yang diperoleh.
“Informasinya yang lama saja, bahwa itu sedang diakurasi,” ujarnya.
Sekedar informasi, perolehan suara PSI meroket hanya dalam waktu tiga hari berdasarkan hasil hitung suara manual atau real count KPU dari 29 Februari sampai 2 Maret 2024.
Dalam rentang waktu tersebut, suara PSI bertambah 2.171.907 atau 2,86 persen pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB menjadi 2.402.268 atau 3,13 persen pada Sabtu (2/4/2024) pukul 15.00 WIB. Artinya, suara PSI bertambah 230.361 suara dalam kurun waktu tiga hari.
Dalam kurun waktu yang sama, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang hasilnya tercatat di situs real count KPU bertambah 2.240, dari 539.084 TPS menjadi 541.324 TPS. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa PSI memperoleh tambahan 203.361 suara dari 2.240 TPS.
[Sur/red]