MAJALAHCEO.co.id, Jakarta – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) alias KAI Commuter kembali buka suara terkait impor KRL baru dari China senilai Rp 783 miliar. Secara hitung-hitungan, ongkos pengadaan KRL baru produksi dalam negeri buatan PT INKA (Persero) diklaim masih lebih besar.
Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, pihaknya telah melakukan kerjasama pengadaan sarana KRL per 2023 dan 2024. Kerjasama ini dilakukan baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Total pengadaan sebanyak 38 rangkaian (trainset) KRL.
“Lebih dari 92 persen atau sebanyak 35 trainset dari total pengadaan sarana KRL tersebut, KAI Commuter bekerjasama dengan BUMN dalam negeri yaitu PT INKA (Persero) dengan nilai total investasi mencapai Rp 6,06 triliun,” terangnya, Kamis (8/2/2024).
“Dalam proses pengadaan tersebut KAI Commuter melakukan kerjasama pengadaan sarana KRL baru dan pengadaan sarana KRL retrofit,” kata Anne.
Anne menjelaskan, dalam kerjasama ini terdapat pekerjaan pengadaan 16 rangkaian sarana KRL baru dengan total investasi hampir sebesar Rp 3,83 triliun. Kemudian pengadaan 19 rangkaian sarana KRL retrofit dengan total investasi lebih dari Rp 2,23 triliun.
“Kerjasama pengadaan sarana KRL ini, terutama dengan PT INKA (Persero), juga merupakan komitmen KAI Commuter dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri serta substitusi impor melalui Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN),” ungkapnya.
Selain kerjasama dengan perusahaan BUMN, KCI juga bekerjasama dengan pihak luar negeri yakni CRRC Sifang Co Ltd China untuk proses pengadaan sarana KRL baru. Sebanyak 3 rangkaian KRL baru impor dengan total investasi sekitar Rp. 783 miliar.
[KR/red]