Spirit  

Suasana Hati dan Kenyataan Hidup

Syahril Syam

Oleh: Syahril Syam *)

Disadari atau tidak, otak kita seringkali dibajak oleh hati; oleh perasaan yang selalu dirasakan. Itulah sebabnya banyak laki-laki selalu bingung melihat pasangannya, karena seringkali memberi alasan-alasan yang cenderung tidak rasional. Itu karena setiap alasan yang diberikan, selalu mengikuti suasana hatinya saat itu. Tapi fenomena ini bukan saja terjadi pada perempuan, tetapi juga pada kalangan laki-laki. Alasan yang diberikan selalu bergantung pada suasana hati; bergantung pada apa yang dirasakan saat itu.

Suasana hati juga menjadi kontrol atas asumsi kita pada setiap hal yang dinilai. Jika suasana hati destruktif, maka hidup akan dinilai sebagai tak adil, tak ada yang menemani, terasa sendirian di muka bumi ini, tak ada yang mengerti perasaan yang dirasa, dan kehidupan pun menjadi hambar. Sebaliknya, saat suasana hati konstruktif, ide kreatif bermunculan, hal-hal beruntung datang tiba-tiba, dan hidup terasa berjalan sebagaimana mestinya. Penelitian tentang suasana hati terhadap situasi pekerjaan dan hubungan kerja di kantor juga menunjukkan betapa suasana hati menentukan kenyataan hidup yang dijalani.

Ada seorang perempuan yang selalu merasa menikah sebagai sebuah beban, merasa tidak mau terikat, dan merasa nyaman sendiri. Karena ini adalah suasana hatinya yang dirasakan ketika berkaitan dengan laki-laki, maka hingga saat ini ia pun belum menemukan jodohnya. Banyak teman laki-laki yang datang mendekat, dan ia pun merespon mereka dengan keakraban. Akan tetapi, suasana hati yang dirasakan di atas, tetapi saja memengaruhi otot-otot wajah dan tubuh pada level mikro. Artinya, walau ia tetap akrab berteman dengan laki-laki yang datang mendekat, pada level mikro, otot-otot wajah dan tubuhnya justru mencerminkan suasana hatinya seolah muncul tanda bertuliskan “JANGAN MENDEKAT!! LAGI TIDAK BUTUH JODOH”.

Berbeda dengan perempuan yang di atas, ada seorang perempuan yang pernah berpacaran. Namun pacarnya tersebut belakangan ketahuan sifat buruknya dan akhirnya putus hubungan. Tapi suasana hatinya justru mengharapkan calon pasangan yang baik hati dan akan datang melamarnya. Tanpa diduga, seorang kenalan lama tapi tidak pernah akrab, memberi kejutan dengan mendatangi dirinya dan menyampaikan maksud untuk melamar. Alhamdulillah, mereka pun berjodoh.

Suasana hati akan selalu terefleksi pada otot-otot wajah dan tubuh di level mikro. Juga akan memancarkan sinyal elektromagnetik. Pancaran otot di level mikro dan sinyal elektromagnetik inilah yang sesungguhnya diterima oleh bawah sadar setiap orang. Dengan kata lain, setiap manusia selalu memiliki antena penerima sinyal dan sekaligus pemancar sinyal, dan proses ini berlangsung pada level bawah sadar. Walhasil, mengubah suasana hati akan mengubah pikiran kita, mengubah alasan kita atas tindakan yang dilakukan, mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan, mengubah otot-otot pada level mikro, mengubah sinyal elektromagnetik, dan pada akhirnya akan mengubah kenyataan hidup kita.

@pakarpemberdayaandiri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *