Syahril Syam, ST., C.Ht., L.NLP *)
Prinsip ekonomi dasar mengatakan bahwa manusia lebih memilih kelenturan dibandingkan keterbatasan dan kebebasan dibandingkan denda. Pilihan yang umum atas kebebasan dan kelenturan inilah yang menyebabkan perusahaan penerbangan membebankan biaya yang sangat besar untuk tiket penerbangan yang bisa ditukar, mengapa restoran memasang harga yang lebih tinggi untuk sarapan buffet daripada porsi terbesar di menu a la carte-nya, dan mengapa pada umumnya bank memberi tingkat bunga yang lebih tinggi untuk deposito yang memiliki tanggal pencairan yang tetap dibandingkan dengan akun tabungan yang bisa diakses setiap waktu.
Sepertinya dalam prinsip ekonomi dasar, manusia selalu dipandang sebagai makhluk yang hanya mengejar hawa nafsu semata. Makhluk yang karena dorongan hawa nafsu sehingga selalu ingin memegang kendali dan tidak mau terikat. Jadi wajar jika atas dasar kebebasan dan kelenturan, manusia diminta mesti membayar agak mahal jika ingin memperoleh kebebasan dan kelenturan tersebut. Dan akan diberi kompensasi yang besar (seperti bunga tinggi deposito) jika kebebasan dan kelenturan untuk mengakses akun depositonya dibatasi.
Menunda-nunda adalah termasuk sebagai efek dari pengekangan atas kebebasan manusia. Tugas yang diberikan oleh guru dengan tenggat waktu dianggap sebagai bentuk pengekangan akan kebebasan diri. Kewajiban agama menjadi sering tertunda karena manusia diikat oleh aturan yang ada. Kebebasan diri seolah dirampas dan akhirnya berefek pada seringnya terjadi penundaan atas hal-hal yang pada dasarnya baik bagi diri kita.
Namun benarkah manusia adalah makhluk yang hanya mengejar hawa nafsu dan kebebasan semata? Benarkah manusia tidak akan pernah mau terikat samasekali? Benarkah manusia tidak akan menunda-nunda demi tenggat waktu yang mesti diikuti?
Prof. Dan Ariely adalah seorang ilmuwan perilaku di Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang sedang bergumul untuk memahami masalah mahasiswanya yang cerdas dan termasuk terbaik dunia, tapi seringkali menunda-nunda tugas mereka. Alasannya selalu klasik, mulai dari godaan kencan, urusan organisasi, atau pergi bersenang-senang. Dan Ariely akhirnya bekerjasama dengan koleganya, Klaus Wertenbroch, untuk bereksperimen terhadap mahasiswanya. Separuh dari mereka diberi tenggat waktu pengumpulan tugas, dan separuhnya lainnya tidak perlu mengumpulkan tugas sampai hari terakhir kuliah. Akan tetapi jika mereka mau, mereka bisa memilih sendiri tenggat waktu yang lebih dini untuk setiap tugas makalah.
Ternyata mahasiswa yang bisa menentukan tenggat waktunya sendiri menyerahkan tugas yang kesalahannya sekitar 50 persen lebih sedikit daripada mahasiswa yang ditetapkan tenggat waktunya. Ternyata kesempatan untuk menentukan sendiri tenggat waktu sangat bermanfaat dan juga tidak ada lagi penundaan pengumpulan tugas. Dengan kata lain, manusia ternyata bisa membuat keputusan sendiri untuk terikat pada aturan. Dengan kesadaran diri, kita bisa membuat diri kita mengikuti aturan dan tidak lagi menunda-nunda.
Kata kuncinya adalah perasaan apa yang kita rasakan terhadap hal-hal baik bagi diri kita. Kita memiliki potensi untuk berkomitmen, dan dengan keputusan yang kita buat sendiri, kita ternyata bisa bertanggung jawab untuk konsisten melakukannya. Yang seringkali terjadi adalah kebanyakan dari kita selalu merasa dikontrol dan tidak bebas menentukan keputusan. Setiap keputusan seolah dibuatkan untuk diri kita. Setiap aturan seolah langsung diberikan begitu saja kepada kita.
Tetapi ketika kita merasa bahwa aturan yang ada adalah aturan yang secara sukarela kita ikuti, maka komitmen kita menjadi teraktual. Dan ini yang dilakukan Bihan saat menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Dalam pikiran Bihan, bersekolah adalah keputusannya dan segera menyelesaikan tugas jauh lebih nyaman dibandingkan harus menunda-nunda. Karena perasaan terdesak di akhir tenggat waktu sangat tidak mengenakkan. Dengan dua pemikiran sederhana itu, maka setiap kali ada tugas sekolah langsung segera diselesaikan oleh Bihan, walau itu mesti dikerjakan saat waktu istirahat di jam sekolah.
@pakarpemberdayaandiri